Arti Privacy di dunia Cyber (kasus Admin Mystic_shadow)
Baru2
ini gw baca postingan di salah satu forum Luar Mig33, tentang kasus
Mystic_shadow, bener bikin2 hati gw trenyuh, bagaimana salah satu admin
kita menjadi topik paling hit di forum tersebut (dalam artian negatif
) yg merembet ke dunia real beliau.
Sampai
personal life, status pernikahannya, screen shoots chatting
mystic_shadow, dll menjadi topik perbincangan hangat dan dikupas tuntas
hingga ke detil2nya. Kemudian merembet ke pertentangan Little_Sawa VS
The_ripper, dgn tuduhan little_sawa bahwa the_ripper telah menyebarkan
chatlog little_sawa. Yg berakhir dengan pengunduran diri mystic_shadow
(belum jelas kalo yg ini, tetapi ada pernyataan dari mystic_shadow utk
resign), Deep Simpathy for you mystic_shadow....
Yg gw pengen
bahas disini bukan mengenai tingkah polah para admin Indonesia
tersebut, tetapi justru mengenai arti dari Privacy kita didalam dunia
perchattingan. Bagaimana bisa chatlog percakapan kita tersebar
dimana-mana ?
Setiap pengguna internet aktif di seluruh dunia
pasti mengerti benar, bahwa dunia cyber (online) adalah dunia di mana
semua pengunjungnya berasal dari dunia nyata (offline). Namun meskipun
demikian dunia cyber tidak sama dengan dunia nyata. Dunia cyber
merupakan dunia yang berbeda, unik dan menarik untuk dikaji. Salah satu
contoh perbedaan dua dunia ini yaitu dalam hal berkomunikasi secara
langsung dengan sesama. Di dunia offline lawan bicara kita hadir secara
nyata di hadapan kita, sedangkan di dunia online, lawan bicara kita tak
kasat mata meskipun ada. Yang menghadirkan sosok lawan bicara ke
hadapan kita di alam maya adalah imajinasi kita sendiri. Adapun
perlengkapan chatting seperti pic, avatar, cam, dan voice, hanyalah
alat untuk membantu daya kerja otak kita dalam berimajinasi pada saat
itu. Unik bukan?
Keunikan lainnya, dunia cyber banyak menawarkan
hal-hal yang sifatnya privacy. Keharusan menuliskan username dan
password terlebih dahulu untuk setiap kegiatan registrasi pada setiap
server yang menyediakan fasilitas untuk chatting, e-mail, maupun
website, salah satu bukti perlindungan server tersebut terhadap privacy
penggunanya.
Di dunia chatting misalnya, server-server yang sedang
kita gunakan sangat protect atau sangat melindungi customer-nya.
Sebagai contoh, ketika orang lain akan meng-add atau mengambil ID
(nickname) kita untuk disimpan di list messenger-nya, ada penawaran
dulu dari server terkait kepada kita sebagai teman chatting orang
tersebut, apakah setuju atau tidak ID kita di-add oleh orang itu? Bila
setuju, kita tinggal meng-klik kotak yang bertuliskan allow, jika tidak
klik saja kotak yang bertuliskan block/reject/deny. Bila kebetulan kita
menggunakan webcam ketika chatting, juga tidak bisa sembarang orang
bisa membuka (meng-accept) cam kita. Proses permintaan ijinnya sama
seperti ketika seseorang ingin menambah list ID orang lain di list-nya.
Contoh lain, ketika kita tidak ingin diketahui sedang online oleh orang
yang telah terlanjur meng-add ID kita, mudah saja, gunakan teknik
invisible, sehingga semua sahabat cyber kita mengira kita sedang off.
Kemudian kita tinggal memilih, ID yang mana yang ingin kita sapa. Satu
contoh lagi, jika kita merasa terganggu oleh sikap salah seorang teman
maya kita yang sudah terlanjur sering chatting dengan kita menggunakan
PM (private message), bisa disiasati dengan teknik set presence
offline, sehingga teman yang menyebalkan itu mengira kita sedang tidak
online alias sedang off pada setiap kita online. Seandainya teman
chatting kita yang menyebalkan itu sudah sangat mengganggu kenyamanan
kita dalam bersosialisasi di cyber, mudah pula penyelesaiannya,
“tendang” saja dia dari list kita. Tapi bila ID dia sudah tedaftar di
list messenger kita, delete dulu ID-nya, lalu jangan segan-segan
ignore-lah atau blocking ID-nya.
Tapi jangan terlena dengan
fasilitas-fasilitas yang fungsinya melindungi pengguna internet,
kehati-hatian dan kewaspadaan seorang netter tetap diperlukan. Dan bila
kita mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya password kita
diketahui orang lain, atau tanpa kita sadari ada orang yang sudah tahu
banyak tentang hal-hal pribadi kita, itu semua bukan salah lawan bicara
kita, juga bukan salah komputer apalagi server. Semua itu diakibatkan
oleh kecerobohan kita sendiri, yang barangkali pada suatu saat kurang
tanggap pada situasi dan kondisi lingkungan yang sedang kita masuki
pada saat itu, sehingga tanpa disadari kita dijebak orang untuk
memperlonggar privacy kita.
Jadi intinya berhati2lah dengan siapa kita berhubungan dengan seseorang di dunia cyber. what u see is not always what u get.